Sejarah Fiber Optik



Sebagian dari kita mungkin sering mendengar kabel fiber optik. Namun, tak banyak yang betul-betul mengerti apa sebetulnya fiber optik itu, untuk apa dan sejak kapan kabel fiber optik pertama kali ditemukan.

Pelopor Fiber Optik

 Charles Kao dan George Hockham secara bersama-sama melakukan penelitian dan menerbitkan karya ilmiah yang membuktikan bahwa loss cahaya pada kabel FO bisa diturunkan secara drastis dengan menghilangkan impuritas atau dengan melakukan proses pemurnian.

George Haockham dan Charles Kao

   Kemudian Charles Kao mengembangkan kabel fiber optik yang dapat mentransmisikan sinyal dengan kecepatan 1 Ghz atau 1.000 juta bit per-detik. Tapi karena faktor atenuasi atau peredaman yang cukup besar yakni 1000 db/km sehingga praktis belum dapat digunakan untuk kepentingan transmisi komunikasi.

  Namun demikian atas penemuannya di bidang kabel fiber optik dia bersama Willard Boyle dan George Smith mendapatkan hadiah nobel tahun 2009 karena atas dasar penemuannya berkembang teknologi kabel fiber optik dan kemudian dia juga menerima gelar kebangsawanan Sir dari kerajaan Inggris.

Willard Boyle (Kiri) dan George Smith (Kanan)

Eksperimen yang dilakukan

  Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi ini sudah banyak digunakan sejak zaman kuno, pada 1930 seorang mahasiswa kedokteran bernama Heinrich Lamm menemukan serat optik yang diujicobakan dalam penelitiannya.  Lamm mengawali eksperimennya itu untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan bernama serat optik. Kala itu uji coba tersebut belumlah mendapat hasil yang sempurna, tak sedikit pula ilmuwan setelah Lamm berusaha untuk mengembangkan fiber optik agar memiliki fungsi yang lebih baik. 

Experiment Heinrich Lamm


  Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuwan Inggris pada tahun 1958 yang diusulkan serat optik prototipe saat ini digunakan yang terdiri dari inti kaca yang dibungkus dengan kaca lainnya. Barulah pada 1973 John MacChesney dan Paul O. Connor di Bell Laboratories, New jersey, Amerika Serikat, mengembangkan proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent glass yang kemudian menghasilkan serat optik yang memiliki rugi-rugi (daya) sangat kecil dan diproduksi secara masal hingga saat ini. 

John MacChesney (Kiri) dan Paul O. Connor (Kanan)



  Di sekitar awal 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia, ketika ilmuwan Jepang berhasil menciptakan jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar. Di sisi lain ilmuwan daripada mencoba untuk membimbing cahaya melewati kaca (serat optik) tetapi juga mencoba untuk "menjinakkan" cahaya. Kerja keras dan bahkan kemudian berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser bekerja pada frekuensi daerah tampaknya sekitar 1014 Hertz 15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.

  Sekitar pada tahun 1960 serat optik ditemukan bahwa kemurniannya sangat tinggi, kurang dari satu bagian dalam satu juta. yang berarti serat yang sangat jelas dan tidak memberikan aliran listrik begitu murni, sehingga dikatakan, jika air laut itu semurni serat optik, dengan penerangan yang cukup normal mata akan dapat melihat object lintas lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.

  Dapat dikatakan bahwa fiber optik adalah serat optic yang memiliki saluran transmisi (sejenis kabel) yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut yang dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.

Implementasi Kabel Fiber Optik Secara Massal


  Pada tahun 1988 AT&T berhasil melaksanakan penarikan kabel FO Trans Atlantic untuk kepentingan penyambungan komunikasi telepon antara benua Amerika dan benua Eropa. Total panjang kabel fiber optik yang ditarik mencapai 3148 mil dengan pemasangan repeater di setiap jarak 40 km.
Penarikan Kabel FO pertama yang menyambung benua Amerika dan benua Eropa

  Volume bandwidth yang dapat dihantarkan adalah sebesar 565 Mbps. Mungkin tidak besar dibandingkan kemampuan kabel fiber optik saat ini. Namun pada saat itu, bandwidth sebesar 565 Mbps sudah sangat besar sekali. 
  Sinyal cahaya yang digunakan dalam transmisi adalah sinyal cahaya terpolarisasi dengan panjang gelombang 1300 nanometer. Sedangkan kabel FO yang digunakan memiliki atenuasi atau loss of light sebesar 0,4 dB per-km.
cukup sekian terima kasih
Abyan #SMK Telkom Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OSI LAYER

Fiber Optik

Penyambungan Fiber Optik